Senin, 29 Juli 2019

Baca Ulas: Prabu Anom (Le Petit Prince versi Bahasa Sunda)

Prabu AnomPrabu Anom by Antoine de Saint-Exupéry
My rating: 4 of 5 stars

Membaca The Little Prince dalam bahasa Sunda memberikan nuansa tersendiri. Ceritanya tetap sama tetapi karena disajikan dalam bahasa ibu yaitu bahasa Sunda (saya orang Sunda), rasanya lebih mengena, karena jujur saja ada beberapa kata yang memang lebih pas dan lebih tepat dalam bahasa Sunda ketimbang bahasa Indonesia. Saya sudah membaca versi terjemahan bahasa Indonesianya terlebih dahulu. Misalnya ketika ada dialog tentang pohon baobab atau ki tambleg (dalam versi bahasa Sunda).

"Jika demikian,mereka juga makan pohon baobab?"
Aku menjelaskan pada Pangeran cilik bahwa baobab bukan semak, melainkan pohon sebesar gereja, dan kalaupun ia membawa sekelompk gajah, mereka tidak akan mampu menghabiskan satu pun pohon baobab.
Gambaran sekelompok gajah membuat Pangeran Cilik tertawa, "Harus diletakkan satu di atas yang lain."
Tetapi ujarnya dengan bijaksana, "pohon baobab, sebelum menjadi besar, tentu kecil dulu."
"Betul! Tapi mengapa kamu ingin dombamu memakan anak-anak pohon baobab?"
"oh, ayolah!" jawabnya, seolah-olah sudah jelas dengan sendirinya. Dan aku harus menggunakan seluruh daya pikirku untuk memecahkan persoalan itu sendiri.

Versi terjemahan bahasa Sunda:

“Atuh domba gé bisa nyatu ki tambleg?”
Manehna ku kuring dibéjaan yén ki tambleg mah lain rungkun, éta mah tatangkalan nu gedéna sagéde gedong, jeung sanajan dihakan ku gajah saburuyugan gé, ki tambleg téh moal beak satangkal-tangkal acan.
Ngeunaan gajah, si Prabu Anom téh kalah ngabarakatak.
“Mun aya gé gajahna kudu digundukkeun sangkan mahi.” pokna téh.
Tuluy ceuk manéhna téh ngomong, mani wijaksana pisan, “Saacan gedé, ki tambleg gé jadi siga jukut heula.”
“Enya oge sih,” ceuk kuring, “Tapi naha si domba kudu nyatu ki tambleg nu siga jukut kénéh?”
Manéhna langsung némbalan, “Euh, cik atuh lah!” cenah, kawas pananya nu teu kudu dijawab. Kuring jadi mikir sorangan, lila pisan.

Ketika saya membaca versi bahasa Sunda, dialog tersebut terasa lebih segar dan lebih pas. Menariknya lagi, buku Prabu Anom ini memuat juga aksara Sundanya dari setiap kalimat, bagus deh pokoknya :))


View all my reviews

2 komentar:

Naya Djunaedi mengatakan...

Jadi pingin beliin buat ponakan yang di Purwakarta, dia juga suka baca. Kayaknya seru kalo bisa kasih buku versi bahasanya dia.

Asti mengatakan...

Wah seru tuh kalau ponakannya seneng baca juga, sekalian latihan bahasa Sunda :)

Baca Ulas: Mecca, I'm Coming! Karya Salamun Ali Mafaz

Mecca I'm Coming by Salamun Ali Mafaz My rating: 3 of 5 stars Tokoh utamanya Eddy dan Eni dari Desa Timpik. Eddy seorang pemuda biasa...