Rabu, 12 Agustus 2015

Baca Ulas : Novel Ayah, Andrea Hirata

Judul: Ayah
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 396 halaman

"Seperti dikisahkan Amiru kepadaku"

Demikian kalimat pembuka novel terbaru dari Andrea yang berjudul Ayah.
Novel ini terdiri dari 47 chapter.
Ada beberapa tokoh yang disebut dalam novel ini selain Amiru, sebut saja Sabari, dan dialah yang akan menjadi tokoh utama.

Ayah adalah tema novel ini, dan di awal kita akan dikenalkan dengan tokoh ayah yang pertama, yaitu Amirza. Dengan gaya Andrea yang khas, kita lalu diajak berkenalan dengan tokoh ayah lain yang bernama Markoni. Setelah itu kita juga akan dikenalkan dengan Insyafi, ayah dari Sabari, tokoh utama.

Perkenalan para tokoh ayah akan mengajak kita mengenal sosok Sabari dan juga Marlena. Dan tentu saja kisah Sabari mengejar cinta Marlena yang kocak, mengharu biru, tak kenal lelah dan pantang menyerah. 

"Sabari melirik bayi itu. Napasnya tertahan melihat pipi dan kening berair-air, hidung mungil dan mulut lembut bak kelopak mawar. Bayi itu bak sebongkah cahaya. Sabari gemetar karena melihat bayi itu dia menemukan seseorang yang selama ini bersembunyi di dalam dirinya. Orang itu adalah Ayah. " (hal. 181)

Ayah seperti apakah Sabari? Bagaimana akhir perjuangan cintanya kepada Marlena? Bagaimana akhir semua kisah tersebut? Untuk yang membaca postingan ini dan ingin sekedar mencari tahu jalan ceritanya, saya tidak akan spoiler, silahkan baca saja sendiri dan temukan keseruannya. Biar penasaran... Hehehe. 

Yang menarik dari novel ini, gaya bercerita Andrea yang khas. Saya sendiri termasuk menyukai gayanya dalam menyampaikan cerita (ini penilaian berdasarkan selera saja). Selanjutnya adalah saya jadi tahu informasi novel yang nampaknya ceritanya menarik, kisah tentang Florentino Ariza dalam novel karya Marquez, Love in the Time of Cholera. Novel Marquez itu beberapa kali disebut dalam novel ini. 

Yang mungkin sedikit menganggu adalah endorsement untuk Andrea Hirata berkaitan dengan karya pertamanya yaitu Laskar Pelangi yang menghabiskan delapan halaman depan. 

Seorang teman berkomentar setelah membaca novel ini, menurutnya tema Ayahnya kurang diangkat dan terlalu fokus pada kisah cinta Sabari. Ya, bisa jadi demikian... Tapi, menurut saya, novel Ayah ini sudah cukup menyampaikan tema Ayah. Ayah yang disampaikan oleh pengarang cukup banyak, kita akan melihat berbagai karakter Ayah.

Kalau memang terlihat fokus pada cerita Sabari mengejar cinta, saya pikir juga tidak masalah. Kisah Sabari mengejar cinta ini diceritakan kembali oleh anaknya. Cerita cinta Ayah kepada ibunya. Tidak ada yang salah (kembali ke penilaian pribadi). 
Terkadang kita sebagai anak merasa ingin tahu, bagaimana sejarah cinta Ayah dan Ibu bermula. 

Anyway, selamat membaca ya... Novelnya menghibur. Sebagai penutup, saya mau mengutip sekali lagi. 

"Ingat, Boi, dalam hidup ini semuanya terjadi tiga kali. Pertama aku mencintai ibumu, kedua aku mencintai ibumu, ketiga aku mencintai ibumu. "

Baca Ulas: Mecca, I'm Coming! Karya Salamun Ali Mafaz

Mecca I'm Coming by Salamun Ali Mafaz My rating: 3 of 5 stars Tokoh utamanya Eddy dan Eni dari Desa Timpik. Eddy seorang pemuda biasa...