Sabtu, 27 September 2014

Jumatulis Season2 - 01 Pop - Pop untuk Popok Kain Modern

Pop! Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata POP?
Kalau saya, saya teringat dengan Popok J

Popok, pasti ini benda yang berhubungan dengan bayi kan? Yup betul, walaupun kadang orang yang sudah tua pun ada yang menggunakan popok karena alasan tertentu.

Perkenalan saya dengan popok dimulai sejak saya memiliki anak pertama. Pertama kali yang saya kenal adalah popok kain yang bertali, dimana setiap kali si bayi pipis atau pup maka setiap kali itu pula popok kainnya harus diganti. Anak pertama saya memakai popok kain selama lebih kurang dua bulan, setelah itu dengan alasan kepraktisan, saya menggunakan popok sekali pakai alias pospak.

Popok sekali pakai ini memang sesuai dengan budaya kita yang serba instan. Dari segi kepraktisan, jelas ini praktis sekali karena saya tidak harus selalu mengganti popok anak saya. Cukup kira-kira empat jam sekali saya mengganti popoknya, kecuali dia pup maka tetap pospaknya harus segera diganti. Dari segi pilihan merk dan harga, pospak juga memberikan banyak alternatif bagi orang tua, mulai dari pospak murah, menengah sampai yang mahal, semuanya tersedia, tinggal disesuaikan dengan kemampuan saja. Tetapi, sering juga terjadi kemapuan ortu mungkin pospak tingkat menengah (harga) sementara si bayi cocoknya memakai merk tertentu yang harganya mahal. Pada saat itu, saya merasa benar-benar tertolong dengan adanya pospak. Dan, kelihatannya modern juga ya kalau bayi kita memakai pospak . #Sigh.

Tapi… ada juga saat-saat dimana saya ingin nangis karena pospak ini. Saat dimana persediaan pospak anak saya habis berbanding lurus dengan keuangan saya yang menipis T_T. Sebagai kaum gaji, pertengahan sampai akhir bulan biasanya masuk masa kritis dalam keuangan. Anak saya biasanya memakai merk M yang dari segi kualitas baik dan harganya masih cukup terjangkau oleh saya. Satu waktu persediaan pospak anak saya benar-benar habis, dia sedang kurang sehat sehingga pup terus, jadilah pospak yang sedianya bisa untuk persediaan satu minggu habis dalam waktu tiga hari saja. Dan saat itu sudah akhir bulan dimana keuangan saya mengalami sindrom sesak napas. Berat rasanya harus melangkah ke mini market untuk membeli pospak, dengan persediaan keuangan yang menipis akhirnya saya membeli popok merk S yang lebih murah dan berharap kulit anak saya bisa cocok dengan pospak  ini. Alhamdulillah sih kulitnya baik-baik saja. #Lega

Selain di saat-saat tertentu saya ingin nangis, saya juga sering merasa bersalah dengan pemakaian pospak ini. Sering juga merasa jijik. Kenapa? Karena saya beberapa kali melihat sampah pospak yang berceceran, mending kalo isi pospaknya hanya air pipis… kalau isinya pup yang belum dibersihkan?! Hiiiihhh jijik bener deh.

Setelah anak pertama saya berusia dua tahun lebih satu bulan, saya Alhamdulillah hamil lagi. Waktu itu anak saya yang pertama masih memakai pospak di kesehariannya. Dengan adanya jabang bayi ini, saya mulai khawatir, sampai kapan anak pertama saya akan tergantung dengan pospak. Mulailah saya menyapih dia dari pospak. Ternyata bukan perkara gampang. Anak saya tersebut sudah kadung keenakan memakai pospak, dia sulit untuk diajari pipis apalagi pup di wc. Perjuangan banget deh sampai akhirnya di usia 2,8 tahun, dua bulan sebelum adiknya lahir, anak pertama saya bisa lepas dari pospak.

Pada kehamilan kedua ini, saya lebih banyak menggali informasi tentang masalah perpopokkan ini. Saya waktu itu masih aktif nge-blog di Multiply. Dari diskusi dengan para mama keren multiply, saya mendapatkan info tentang Popok Kain Modern yang kemudian sering disebut dengan Clodi.
Beberapa Popok kain modern koleksi Reyhan


Dari informasi yang saya dapatkan, ada banyak kelebihan dari si popok kain modern ini. Beberapa kelebihan popok jenis ini adalah: Penghematan (Subhanallah), pengurangan sampah, kesehatan dan juga beberapa alasan lain yaitu lebih nyaman bagi kulit bayi, lebih cepat lulus toilet training (Ini Pop Markopop deh), lebih bergaya dan kalau sudah tidak dipakai bisa dilungsurkan ke adiknya atau dalam kondisi yang masih baik juga bisa dijual kembali. #WowBanget

Bulan November 2011, saya berkesempatan datang ke Mother & Baby Expo di JCC. Di sanalah saya secara langsung melihat penampakan dari popok kain modern ini. Dari diskusi dengan produsen dan penjual di expo tersebut, saya akhirnya membawa pulang dua popok kain modern untuk persiapan si dede bayi yang coming soon J

Saya membeli model clodi atau popok kain newborn dan popok kain one size. Popok kain newborn merk GG untuk dipakai dari bayi baru lahir sampai usia sekitar 9 bulan, dan yang one size merk Momcare bisa dipakai dari usia 4 bulan sampai 2 tahun.

Sedikit pengetahuan tentang popok kain modern ini ya. Popok ini berbeda dengan popok kain biasa yang bertali. Ada beberapa bagian popok kain modern dan beberapa istilah yang berhubungan dengan popok jenis ini:
Outer. Bagian dari popok kain yang menghadap keluar
Inner. Bagian dari popok kain yang menghadap ke dalam dan menyentuh kulit si kecil
Soaker. Penyerap urine yang dijahit, diletakkan di atas inner, atau disisipkan di dalam popok kain.
Insert. Soaker yang disisipkan di dalam popok kain jenis pocket
Snap. Kancing penutup dan penyesuai ukuran pada popok kain.
Hook and Loop. Perekat untuk menutup popok kain, sering juga disebut Velcro
Diaper cover. Aksesoris popok kain bila bagian outer tidak waterproof.

Popok kain modern ini benar-benar Pop markopop buat saya. Semua alasan yang diberikan tentang kelebihan popok kain ini benar-benar saya rasakan. Beneran lebih hemat, tidak merusak lingkungan, lebih cepat lulus toilet training, dan lebih keren pastinya…


Lain kali saya cerita pengalaman saya berpopok kain dengan anak kedua deh… next postingan, insya Allah.

Kamis, 18 September 2014

#20FactsAboutMe



*Benerin dulu kacamata* Ehem…ehem….

Jadi, saya ditantangin bang Julsky yang benci lele untuk ngungkapin 20 fakta tentang saya. Gak boleh jaim katanya, musti jujur. Haduh, padhal mah jaim is my middle name, yah kalo gak jaim pas di kelas..apa kata mahasiswa? :p

Setelah menguatkan mental dan nyari-nyari waktu yang pas, saya siap membeberkan 20 fakta yang tabu menjadi layak diperbincangkan. #intonasi musti kaya Feni Rose.

#20FactAboutMe

1. Nama lahir Prahasti. Kata mamah, arti Prahasti itu adalah anak perempuan pertama dari mamah ma bapak, ya itu mah kreativitas mereka aja sih. Biasa dipanggil Asti, Hasti, Pra, Praha, Pras.
      Hasti itu khususon panggilan dari nenek sama bu Titin wali kelas pas SD kelas 1. Kalo Asti mah panggilan di rumah dan temen-temen pada umumnya. Gitu juga panggilan Pra, Praha, Pras.
Soal nama panggilan ada yang aneh juga sih. Guru bahasa Indonesia waktu SMA manggil saya Rahman. Entah itu dapet petunjuk dari mana, yang jelas tiap kali saya jelaskan ke pak guru kalo nama saya bukan Rahman, dia selalu bilang.. “Kamu itu Rahman, saya tahu kok”. Astaghfirullah….apakah saya putri yang tertukar???!!!
Trus kalo di kampus tempat saya ngajar, beberapa teman masih suka manggil saya Abaw, kependekan dari Anak Bawang. Ga jelas juga sih alasannya apa, tiap ditanyain..soalnya kamu mah masih kecil. Gitu cenah…
Astaghfirullah….apakah saya putri yang ditukar dengan Bawang Merah, Bawang Putih dan Bawang Bombay???!!!
 

     2. Dimulai sejak SMP sampai Lulus S1, dalam daftar absensi nama saya selalu dikasih keterangan L alias Laki-laki. Mustinya kan P ya, karna saya Perempuan. Segitu di absensi ada foto saya yang manis dan seperti perempuan baik-baik, tetep aja keterangannya ditulis L! Alhamdulillahnya pas S2 kejadian semacam itu tidak ada…
      Eh iya, waktu bikin SIM, saya pernah bolak-balik ke kantor polisi. Kenapa? Karena di SIM saya tertulis dengan gagahnya LAKI-LAKI! Padahal fotonya gadis manis berjilbab putih!  T_T

3.       Orang yang tau saya dari namanya aja dan belum pernah ketemu langsung juga sering ngira kalo saya laki-laki. ALLAHU AKBAR…  Kejadian sebulan yang lalu… Pagi-pagi hp saya bunyi,
“Hallo…”
“ya Hallo, ini betul hpnya Prahasti?”
“iya pak, ini hp Prahasti.”
“tolong panggilkan suami ibu, Prahasti. Saya ada yang mau dibicarakan”
“bapak mau bicara sama Prahasti?”
“iya, suaminya kan? Tolong saya mau bicara.”
“saya pak… saya prahasti”
“oooo…” setelah jeda.. barulah beliau bicara lagi.

4.       Di SD, saya kepilih jadi Seksi Keamanan. Emejing, seorang anak perempuan yang manis jadi seksi keamanan. Dan tiap bu guru mau keluar kelas, beliau selalu bilang “Ti, nitip kelas!” Kata bu guru, alasan saya dipilih jadi seksi keamanan karna saya mah galak sama anak laki-laki. Kalau anak perempuan lain suka nangis pas dibecandain ma anak laki-laki, saya mah suka ngelawan. Bahkan, temen sekelas yang ngasih saya surat cinta warna pink pas kelas 4 aja saya marahin dan ajak berantem.

5.       Pas kelas 4 SD itu juga saya bohongin mamah sama bapak pas bulan Ramadhan. Dua hari berturut-turut saya buka puasa sebelum waktunya dengan makan indomi di rumah tetangga, dan pulang ke rumah ngakunya masih puasa. Tadinya masih mau dilanjut ke hari ketiga, tapi ternyata mamah tau. Soalnya kebiasaan saya, pas jam ashar pasti ngeluh lapar, tapi dua hari itu saya segar bugar gak ngeluh lapar. Selain itu, bapak dapat bocoran dari tetangga depan rumah, katanya asti kalo siang suka makan indomi. Maluuuuuu banget.

6.       Kelas 3 SMP, saya ke sekolah suka pake sepatu docmart. Tau ya sepatu model itu. Pokoknya ngehits-lah waktu itu. Tapi docmart saya bukan asli, merk lain yang bentuknya disama-samain. Karena siswa cewek jarang pake sepatu itu karena kesannya terlalu gagah kali ya, jadilah saya dapet panggilan si Dokmar… docmar tanpa T. diih…sebel deh dipanggil si dokmar. Ntar mereka ngomongnya gini. Asti yang mana? Itu yang pake dokmar! Benciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii 

7.       Saya pernah pake kawat gigi. Itu model kawat gigi yang sekarang hits. Saya pake yang kaya gitu taun 97, pas model kawat gigi kaya gitu baru muncul. Luar biasa tekanan mental yang harus saya hadapi pas berkawat gigi. Untung yg dikawat Cuma gigi atas aja, apalagi kalo atas-bawah. Saya dianggap aneh euy pake kawat gigi yang belum umum itu. Lebih-lebih pas karetnya saya pakai yang warna-warni… cetarrr membahana badai. Saya punya banyak sebutan jadinya.
Si Gigi Besi (saingan bima nih, otot besi tulang kawat), Jeni (ini kalo gak salah ada di lagunya /RIF), “Si SILAU MEN”, Si GIGI PENITI, si GIGI TASBIH. Subhanallah.

8.       I HATE CILOK! Tau Cilok kan? Makanan dari tepung kanji/ aci kata urang Sunda mah, yang bulet-bulet trus dipakein sambel kacang.. Nah itulah cilok. Kenapa saya BENCI CILOK adalah karena… ini ada hubungannya ma kawat gigi saya yang cetar tea.
Jadi gini… saya diajak maen ke kosan temen, di sana lagi pesta cilok gais, seru deh. Saya kepengen juga tuh ngerasain cilok yang katanya rasanya tiada duanya itu. Awalnya ragu, takut ganggu kemapanan gigi dan perangkat kawat giginya, sehingga saya diem aja. Lama-lama, karna dibujuk terus, akhirnya saya mau deh icip itu cilok. Dan… OWMAYGADDD… si CILOK NEMPEL DI KAWAT GIGI SAYA SODARA-SODARA!!!! Nempel aja gitu, gak mau lepas! MAMAHHHHH pengen nangis rasanya T______________________T
Nempelnya itu kuat gais. Kalo abis makan cabe trus ada cabe nyelip di gigi itu biasa ya, kecil kan biasanya. Ini mah Cilok.. sekecil-kecilnya Cilok tetep masih jauuuh lebih kecil cabe deh. Nempel merata dan sempurna sampe saya gak berani buka mulut. Saya acting ngunyah gais dan pura-pura kebelet pipis. Setelah nemu wc pelan-pelan saya congkel si cilok itu. Dan saya buang trus buru-buru sikat gigi. Selama pake kawat gigi, kemana-mana saya selalu bawa senjata andalan yaitu sikat gigi. DAN GAK ADA SEDIKITPUN CILOK YANG MELALUI KERONGKONGAN SAYA!
Sampai setelah kawat giginya dilepas, sampai sekarang…saya gak mau lagi berhubungan dengan yang namanya CILOK. Trauma.

9.       Suka banget makan Keju. Kalo ada keju di rumah, segala makanan suka saya campurin keju. Dadar telur pake keju, nasi goreng taburin keju, yang banyak sampe nasinya gak keliatan. Yang rada ekstrim, sayur asem saya campurin taburan keju. Rasanya, mmmmm…… ya……… :p

10.   Ngupil. Siapa yang gak suka ngupil. Membuang upil secara elegan adalah dengan dipeperin ke tisu. Saya juga gitu. Kadang-kadang aja peperinnya ke bawah meja atau belakang lemari, atau kalo upilnya kering suka saya jentikkin aja gitu.. elegan.

11.   Pernah kebelet pengen eek pas lagi ada di DAMRI. Mana DAMRInya jalannya selowww. SUBHANALLAH, pantat udah panas itu.. dan waktu itu saya lagi perjalanan pulang dari ALun-alun Bandung ke kosan saya di Cibiru yang jaraknya lumayan jauh. Perjuangan banget ya Allah…

12.   Pernah punya celana jins yang robek vertical dan ditambal pake tensoplast. Kejadiannya pas masih kuliah S1. Selama 4 tahun, jins tensoplast itu jadi celana andalan. Paling seru kalo tensoplastnya pake yang warna warni atau bergambar, dari jarak 5 meter aja celana saya dah keliatan. Ternyata hal itu jadi hal yang paling diinget ma temen-temen saya. Pas bisa kumpul lagi di grup BBM, mereka bilang gak pernah lupa ma Asti yg pake celana jins tensoplast.  Oh iya…robek vertikalnya itu cukup panjang gais, saya musti pake dua tensoplast ditumpuk buat nutupnya.

13.   Saya pengen ngerasain LEM GLUKOL. Sedari kecil dan sebetulnya sampe sekarang, saya penasaran dengan rasa dari lem Glukol itu. Lem yang diwadahin tempat warna putih itu gais, harum pula… mengundang banget buat diicip-icip. Dari dulu saya nahan perasaan saya. Satu hari, saya nonton film tentang band judulnya Band Slam (kalo gak salah), di salah satu adegan, ada anak kecil yang diam-diam suka masukin lem Glukol ke mulutnya tiap kali gurunya gak ngeliat. Ya Allah… saya sampai berucap dalam hati pas nonton itu, Betapa beruntungnya kau nak.

14.   Suka Kopi, terutama kopi hitam. Dan saya gak bisa ngandelin minum kopi buat bisa begadang, karna udah gak ngaruh. Minum kopi trus setengah jam kemudian saya ngantuk, itu udah biasa. Kalo mau begadang, saya niatin aja. Kaya sekarang nih, saya begadang buat ngetik 20 fakta ini, saya niatin aja.

15.   Pernah nyeduh Pop Mie pake air panas dari kamar mandi. Di kamar mandi suka ada pemanas air kan ya.. nah pernah tuh saking lapernya, waktu itu lagi diajakin liburan ma tante saya ke Bali. Kita nginep di Kintamani. Hotelnya ini agak kurang fasilitasnya dan agak horror pula suasananya. Pas kelaperan itu, yang ada Cuma pop mie, tapi gak ada air panasnya, mau keluar kamar juga males banget. Akhirnya saya ke kamar mandi, panasin pemanasnya, setelah panas banget trus saya pake nyeduh pop mie. Lapar hilang hatipun riang.

16.   Pernah terjerumus kepada ajakan sesat produk pemutih wajah. Di Multiply  lagi ada yang ngasih testimony salah satu produk pemutih wajah keluaran baru yang tokcer, katanya sih gitu.. topic itu jadi tambah rame pas beberapa yang nyoba juga merasa berhasil jadi lebih putihan. Tergodalah saya pengen putihan juga kulit wajah. Setelah ditimbang-timbang akhirnya beli lah saya produk itu. Bener lho, setelah dipakai ternyata wajah saya ada perubahan. Jadi BENGEP gitu wajahnya, kaya abis dipukulin sama orang satu ERTE (terlalu hiperbolis ya). Wajah Kaya yang udah di “TAMPAR AKU MAS, TAMPAR”..  TJIH… akhirnya, saya musti ke dokter kulit buat reparasi kulit wajah saya. Alhamdulillah jadi bagus lagi.

17.   Saya suka gak hapal jalan. Pernah nih, dari bandung saya berdua temen ke bekasi. Saya ma temen ini tipenya sama, tipe yang gak suka ngapalin jalan, biasanya kita tau nyampe aja di lokasi. Pas ke bekasi itu kita ngobrol sepanjang jalan, sampai kemudian nyadar, udah sampe dimanakah kita? Setelah merhatiin plang nama di pinggir jalan, ketahuan kalo saat itu kita lagi melintasi Karawang. Paniklah kita berdua dan dengan ‘oon’nya berkata “Kok Karawang? Kan kita mau ke Bekasi..” Daaaannnn mendadak saya dapat pencerahan. Terus saya bilang ke temen saya. “Mil, kita gak tersesat, ini udah jalan yang benar. Sekarang Asti tau kenapa Chairil Anwar ngasih judul puisinya ANTARA KARAWANG-BEKASI, soalnya waktu itu Chairil Anwar dari arah Bandung. Coba kalo dia dari Bekasi, pasti judulnya ANTARA KARAWANG-BANDUNG.”  Masalah pun selesai.

18.   Suka Nyesek kalo babang angkot manggil saya ibu. “bu, bade kamana bu?” bu, sukaraja bu..sukaraja..”. (Sulit nerima kenyataan kalo saya udah 30 something) #EmangnyaSayaUdahKeliatanKayakIbuIbu?! (sok muda).

19.   Sampe sekarang masih suka susah bedain mana jahe, kencur, kunyit. Makanya saya lebih milih belanja di supermarket daripada di pasar. Kalo ke pasar takut keliatan ‘Oon’nya 

20.   Hobi banget ngerapiin ujung halaman buku yang keriting. Kan suka ada tuh buku yang ujung halamannya kelipet-lipet tanda yang bacanya suka jorok. Saya suka rela banget deh disuruh benerinnya, saya rapiin.. kalo bukunya jadi rapi lagi, rasanya puaasss banget.


Alhamdulillah, akhirnya kelar juga bikin list 20 fakta ini. Semoga tidak ada pihak yang tersakiti dengan munculnya postingan ini #Apasih! Semoga bisa dibaca… buruan bacanya ya… :)

Yang juga bikin #20FactAboutMe Challenge:


Senin, 15 September 2014

Pak Topo dan Keledai, serta buku lainnya

Opening:

Saya gagal menangin kuis! Tapi saya harus mupon (baca: move on), jadi……..saya akan ikutan kuis selanjutnya! Dan berdo’a yang banyak, siapa tahu Mak Dwi khilaf dan menangin saya…. (Berdo’a mulai).

Intinya:

Ketika diminta menceritakan bacaan pertama atau buku yang pertama kali dibacakan, saya langsung teringat buku PAK TOPO DAN KELEDAI. Buku apa itu?

Sejak kecil bahkan sejak belum bisa membaca, mamah sudah rajin membelikan saya buku, dan salah satu buku pertama yang masih saya ingat adalah buku tentang Pak Topo dan Keledai. Waktu itu mamah membacakan ceritanya dengan sangat sabar per halaman dan membiarkan saya meresapi ilustrasi yang ada di halaman tersebut. Sehingga sodara-sodara... bukan sulap bukan sihir, di usia saya yang waktu itu belum genap empat tahun, saya bisa "membacakan" isi buku tersebut kepada teman-teman saya (anak tetangga sebelah rumah) dengan tepat. Tepat itu maksudnya saya tahu halaman satu itu kalimatnya apa saja dan seterusnya sampai halaman terakhir. Jadi....ternyata kesabaran mamah membacakan buku itu menghasilkan saya yang bisa hapal seluruh isinya. Cukup ya untuk pendahuluannya, sekarang kita bahas bukunya deh.

Pak Topo dan Keledai, kisah ini diawali dari kegiatan Pak Topo, seorang petani yang suka membawa hasil pertaniannya ke pasar menggunakan keledai (keledai ya, bukan kedelai). Pada suatu ketika, rombongan Pak Topo dan keledainya seperti biasa sedang menuju pasar, dan ketika sedang beristirahat di bawah pohon.....wait................ ini kenapa tiba-tiba ingatan saya gak beres nih, kenapa dalam memori saya tentang Pak Topo ada rombongan gajah perang dengan burung gagak???!!! ini kenapa? Pak Toponya kemana?

Gagak dan gajah itu buku lainnya yang saya punya ketika kecil bersamaan dengan buku pak Topo. waduuhhh ini kenapa tetiba saya jadi lupa ya ceritanya? jadii......

Jadi....demikianlah cerita Pak Topo dan Keledai yang sedang kolaborasi dengan Gagak dan Gajah. Saya lupa..hiks T_T #Ngetuk-ngetukMejaSiapaTahuMemoriSayaBalik

Bagaimana kalo kita bahas buku yang saya baca pertama kali hasil saya beli sendiri dari uang yang saya dapat pas Lebaran, mau ya? oke gini...

Liat dong, bukunya jadul gitu ya tampilannya, sadis..udah semacam ada kerut2 tanda penuaan pada bukunya :p

Ini dia bukunya, STOP judulnya Melacak Gerombolan Pemburu Liar. Buku cerita detektif anak-anak ini berkesan buat saya, karena buat saya ini adalah buku yang saya peroleh dari cucuran keringat saya. cucuran keringat ketika ngantri di depan uwak, bibi, paman, dan seluruh keluarga besar yang dengan baiknya membagikan uang-uang kertas baru ketika Lebaran. Dari situ saya bisa mengambil pelajaran bahwa untuk mendapatkan uang baru, kita harus memperbanyak Lebaran. 

Oke...balik lagi ya.. STOP ini adalah gabungan huruf dari nama depan anggotanya. S (Sporty, anak yg digambarkan bertubuh jangkung dan jago olahraga) T (Thomas, anak pinter yang GoPal alias Jago haPalan) O (Oscar, anak orang kaya pengusaha coklat yang bertubuh gemuk) P (Petra, gadis cantik yang diam-diam disukai Sporty). Mereka adalah anak-anak kelas 9 di Jerman sana, umurnya 13 tahun. Baidewei, tadi pagi saya iseng buka-buka lagi buku ini dan saya jadi bertanya-tanya, mengapa di usia mereka yang baru 13 tahun mereka digambarkan begitu dewasa? terutama untuk tokoh Sporty. Selama membaca buku ini (dulu) saya selalu lupa kalau mereka itu berusia 13, dalam pikiran saya mereka berusia 15 atau 17 tahunan. Nanti pulang dari kampus saya re-read deh buku ini. 

Pada judul melacak gerombolan pemburu liar ini, Sporty dan teman-temannya berusaha menggagalkan upaya penjualan binatang-binatang langka yang dilakukan oleh para pemburu. Seru sih ceritanya, karena saya juga baca Sapta Siaga, Lima Sekawan dan Trio Detektif...saya suka mengkhayal bisa memecahkan kasus-kasus seperti mereka. Dan dulu, kalau habis baca...saya suka penasaran, dalam bentuk nyata, seperti apakah sosok tokoh-tokoh yang ada di buku ini, kenapa? karena ilustrasi di buku ini tidak serapih ilustrasi yang ada di buku Sapta Siaga misalnya.

Menulis ini jadi semacam nostalgia... makasih mak Dwi, saya jadi kangen buku-buku lama saya........

Ending:

Saya mau mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa karena akhirnya wi-fi kampus nyala, dan saya bisa nemu foto buku STOP di laptop (saya baru ingat, beberapa tahun lalu pernah memotret sisa-sisa buku dari masa kecil saya).
Semoga tulisan ini mencapai minimal 300 karakter, saya gak ngitung sih...tapi kayanya sih nyampelah 300 mah ya..
Ini ditulis dan dipostingnya real time, jadi kejadian lupa cerita Pak Topo itu bukan rekayasa. 

Oke....Sekian
Terima kasih sudah membaca ^^

Kamis, 04 September 2014

Memulai Lagi

Bismillah.......

September yang Insya Allah selalu ceria ini, saya mau memulai lagi nulis-nulis di blog. Blog ini memang tidak terurus setelah isinya hanya berupa pindahan dari blog saya yang di Multiply.

Malas rasanya mau menulis sesuatu di sini, karena isinya mengingatkan saya pada blog yang lalu. Ya, blog ini memang menampung hampir semua yang pernah saya tulis di blog lama. Kenapa hampir? karena saya tidak bisa memindahkan album foto yang di Multiply ke sini, dan beberapa postingan saya juga ada yang tidak terbawa pindah. Entah kenapa.

Susah move on, itu yang saya rasakan. Semangat untuk menulis hilang, setelah Multiply ditutup pada tahun lalu. Keseruan menulis di blog, di quick note, atau hanya sekedar berkunjung dan menulis salam di 'home' yang biasa dilakukan di Multiply tidak bisa saya dapatkan di sini. Mungkin saya saja yang masih kelilipan masa lalu ya, sehingga rasanya berat mau melangkah dan membuka lembaran baru, tapi ternyata bukan hanya saya yang susah move on, beberapa teman yang saya kenal dari Multiply dan masih menjalin silaturahmi sampai sekarang, merasakan hal yang sama. Bedanya, mereka tetap produktif menulis di blog yang baru, sedangkan saya memilih hiatus.

Tapi......... saya terjerumus untuk mau mengisi blog ini lagi (dan juga mungkin akan diikuti dengan mengisi blog satunya) setelah beberapa waktu lalu saya membuat Kuis di Grup WhatsApp Klub Buku Indonesia. Ide kuisnya sama dengan yang pernah saya buat waktu masih di Multiply, yaitu minta diterangin, ketika ngasih nama blog kenapa pakai nama itu, maknanya apa? Saya meminta juga link masing-masing blog yang ikutan kuis itu. Akibatnya, saya jadi minder liat blog teman-teman saya. Kok mereka rajin-rajin banget ya? :)

Jadiiii....inilah yang mau saya coba lakukan. Memulai lagi :)
Ini maksudnya saya nulis blog di kampus, abis makan siang, dan bahwa meja saya "RAPI"


Baca Ulas: Mecca, I'm Coming! Karya Salamun Ali Mafaz

Mecca I'm Coming by Salamun Ali Mafaz My rating: 3 of 5 stars Tokoh utamanya Eddy dan Eni dari Desa Timpik. Eddy seorang pemuda biasa...