Jumat, 24 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 05 Terasi - Tentang Seseorang

Sebuah bungkusan plastik tergeletak dengan pasrah di sudut meja kerja saya.
Sebuah post it tertempel di situ, "sedikit oleh-oleh dari Cirebon". Saya buka dengan penasaran, sebatang coklat anti galau (saya pikir coklat anti galau biasanya dari Garut) dan satu bungkusan lagi yang menunjukkan kalau benar ini datang dari Cirebon, terasi.
Ingat Cirebon, mau gak mau saya ingat seseorang. Seseorang yang sempat saya simpan fotonya di galeri hp saya.
Seseorang yang mungkin pernah menjadi calon menantu paling didambakan oleh orang tua saya. Seseorang yang mengaku menunggu saya selama 12 tahun. Seseorang yang bahkan ingat semua pertemuan tak sengaja yang terjadi setelah kami lulus SMA. Seseorang yang tidak diduga tiba-tiba datang bersilaturahmi Lebaran. Seseorang yang pernah meminta saya untuk menunggunya pada liburan Natal tahun itu karena dia akan pulang.
Seseorang yang ternyata tidak datang ketika liburan Natal itu. Seseorang yang pada suatu subuh menjelang tahun baru mengirimkan sebuah sms yang membuat saya bingung. Seseorang yang kemudian mengirimkan email pada saya di bulan Februari. Seseorang yang emailnya saya baca setelah saya memanjatkan doa terlebih dahulu.
Email:
Maaf, aku gak bisa menepati janji. Aku mau menikah akhir bulan ini. Tolong mintakan maaf ke mamah sama bapak ya..
Sekali lagi aku minta maaf.
Seseorang yang mengirimkan surat elektronik untuk menyatakan bahwa rencana kami batal demi rencananya dengan gadis itu. Seseorang yang kemudian mengabarkan bahwa dia sudah menikah dengan seorang dokter gigi. Seorang yang meminta saudaranya untuk menyampaikan hal itu kepada saya. Seseorang yang membuat saya sempat alergi pada sosok dokter yang ada di drama-drama lokal. Seseorang yang kemudian mengajak saya berteman di facebook dan membuat saya akhirnya harus melihat "dia".
Bungkusan terasi itu sedemikian hebatnya membuka pintu mesin waktu ke delapan tahun yang lalu. Dan sepanjang perjalanan ke masa lalu itu, bungkusan terasi itu tetap ada dalam genggaman saya.
Delapan tahun lalu seseorang itu sedang bertugas di kota mpek mpek, dan sekarang dia ada di kota udang tempat oleh-oleh ini berasal.
Malam ini, ketika saya mengingat kejadian oleh-oleh Cirebon itu, dengan tulus saya ingin mengucapkan terima kasih.
Untuk seseorang di kota udang, terima kasih. Karena kita pernah punya kisah pada masa lalu, saya bisa menuliskan cerita ini.

Jumat, 17 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 04 Bel - Njum, Aku....

Bel tanda pergantian jam pelajaran sudah berbunyi dari jam sepuluh tadi, semakin mendekati jam dua belas, aku semakin gelisah.
Mata pelajaran sosiologi yang biasanya sangat aku sukai, hari ini terasa tidak begitu menarik. Aku sibuk melihat jarum jam pada jam tanganku. Pukul 10.50, waktunya tinggal sebentar lagi.
Hari Jumat ini aku harus bertemu dengan Njum, dia pasti akan menagih penjelasan dariku. Sedari tadi aku mencoba merangkai kata, menyusun penjelasan yang akan aku berikan pada Njum. Ya, Njum pasti akan meminta penjelasanku tentang bel itu. Bel sepedanya yang rusak saat sepeda itu dia titipkan padaku.
Aku harus mengatakan apa? Walaupun aku katakan bahwa aku tidak tahu, Njum pasti akan tetap meminta penjelasan. Ahhhh....perkara bel ini sungguh membuatku sulit.
Jarum pada jam tanganku semakin mendekati pukul dua belas. Tinggal beberapa menit lagi. Aku sudah dapat membayangkannya, Njum dengan gaya bicaranya yang tegas dan tatapan matanya yang tajam akan menginterogasi aku.
Teeeeeeeeeetttttt!
Bel tanda jam pelajaran berakhir telah berbunyi. Aku bangkit dari kursiku, kurapikan seragamku dan dengan tidak bersemangat menuju pintu kelas.
Aku sudah melihatnya, dia menungguku di tangga yang menuju perpustakaan. Dari jauh senyum tipisnya sudah seperti menyambutku, pelan aku melangkahkan kaki ke arahnya.
Aku masih belum tahu, aku harus mengatakan apa.

Jumat, 10 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 03 Pesona - Lift

Lift rumah sakit ini begitu memesona Adika. Setiap kali dia dan mama datang ke rumah sakit, Adika pasti merengek pada mama untuk diperbolehkan naik ke lantai atas dan turun lagi menggunakan lift. Betapa pesona lift itu telah menarik hati Adika.

Hari ini, Adika dan mama kembali mengunjungi rumah sakit. Kali ini mereka akan menengok sepupunya mama yang baru saja mengalami musibah dan harus menjalani operasi.

Ruang rawat sepupu mama ada di lantai tiga. Adika langsung menarik tangan mama untuk memasuki lift. Ada dua lift di rumah sakit ini, lift yang biasa dipakai oleh pengunjung, pasien, dokter dan perawat yaitu lift sebelah kiri, dan satu lagi yang sebelah kanan adalah lift barang. Lift kiri sedang dalan perbaikan, sehingga Adika dan mama harus menggunakan lift yang kanan.

"Pak Husein masih di ruang operasi di lantai dua bu, " perawat di depan ruang rawat lantai tiga memberi tahu kepada mama.
"Makasih pak, kalau begitu kita turun lagi ke lantai dua Dika," kata mama.

Dengan senang hati Adika mendahului mama masuk ke dalam lift, seorang perawat yang akan turun ke lantai dua pun ikut masuk ke dalam lift. Pintu lift tertutup. Terasa gerak lift yang sedikit turun, lalu...terdengar suara "BRUK!!" Dan tiba-tiba saja lift berhenti.
                                                                        =====
"Ma, naik tangga aja ya..." Adika menarik tangan mama ke tangga yang menuju lantai dua, dia berjalan tanpa menoleh ke arah lift yang tepat berada di sebelah tangga.

Lift rumah sakit ini tidak lagi memesona.

Minggu, 05 Oktober 2014

99% Buka-bukaan Soal Cinta



Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Ihsan Satyanugraha
Cinta itu apa sih? Kok bisa seseorang jatuh cinta? Apa benar cinta gak kenal dengan logika? Trus cinta monyet itu apa?
Udah gak jamannya lagi ngomongin cinta lewat mitos-mitos yang tidak terbukti secara ilmiah.Kita tidak hidup di zaman primitif. Zaman sekarang, segalanya mesti berbau ilmiah, tak ketinggalan soal cinta. Di buku ini dibeberkan penjelasan para ahli psikologi sosial tentang konsep cinta.
Kenapa saya bisa suka sama si A ? Kenapa "Ryan" suka sama sesama jenis ? Kenapa anak kecil udah main2 pacaran ? dan lain-lainnya dicoba dijawab sedetail mungkin dalam buku ini.

Disampaikan dalam bahasa yang ringan dan mengalir, sehingga mudah dicerna (berarti buku ini bisa juga dibaca oleh individu ber-IQ rendah, he3....), dan diselipi guyon-guyon yang (mudah-mudahan) mengundang tawa pembaca. Secara keseluruhan, penulis mencoba membangun jarak yang dekat dengan pembaca, sehingga seolah-olah sedang berinteraksi (ngobrol) langsung.

Tidak hanya teori, kita juga dapat mengambil tips-tips menarik berdasarkan penjelasan yang ada. Contoh-contoh kasus membuat buku ini semakin lengkap. Membaca buku ini, akan memperluas cakrawala wawasan kamu, di bidang psikologi khususnya.

Patut diakui memang bahwa tidak semua fenomena tertampung dan terbahas dalam buku ini. Kendati demikian, buku ini tampaknya tetap layak untuk menjadi salah satu koleksi bacaan kamu.

NB: Buku ini keluaran VisiMedia
Penulisnya, adek saya tercinta...jadi ayo dunk Beli Bukunya....hehehehe

Reviewnya segini dulu deh...Merdeka! Unyil Kucing! \(^_^)/


Jumat, 03 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 02 Hasrat - Hasrat Hati

Keinginan yang kuat. Itulah yang saya dapatkan saat mencari arti kata hasrat dari Kamus Bahasa Indonesia Lengkap yang disusun Daryanto, S.S. terbitan Apollo Surabaya.
Keinginan yang kuat, bila memang itu adalah arti hasrat maka hasrat hati saya banyak sekali yang dapat dibagi. Salah satunya adalah hasrat hati yang ini.
Komik PopCorn nomor 9, dalam salah satu dialog antara Nakki, Mai, Okita dan Hatsune...Hatsune bilang bahwa cita-citanya adalah jadi ibu rumah tangga no.1 di Jepang. Entah kenapa ya.. kalimat Hatsune itu saya ingat dengan baik.
Pertemuan terakhir mata kuliah Bimbingan Perkawinan. Dosen saya bertanya, apabila nanti setelah lulus ternyata kami yang perempuan tidak bekerja, apakah kami akan merasa menyesal? Saat itu saya menjawab, bahwa saya tidak akan menyesal dan sangat yakin bahwa ilmu yang telah saya peroleh selama kuliah dapat berguna walaupun saya hanya menjadi ibu rumah tangga.
Menjelang akhir kuliah S1. Di teras rumah kosan Cempaka Putih, saya dan dua orang teman ngobrol sambil menikmati udara Bandung yang sejuk. Seorang teman bertanya, "Ti, kalau lulus nanti mau kerja dimana? Pengadilan Agama?"
"Gak mau, asti mah mau jadi penulis aja kayaknya hehehe".
"Kalau ntar udah nikah masih mau kerja gak?" Dia nanya lagi.
"Jujur, gak pernah kepikiran jadi wanita karir. Pengen jadi ibu rumah tangga aja. Kalau jadi penulis tea kesampean, kayanya masih bisa tetep di rumah tapi kerjaan juga beres."
Obrolan dilanjutkan dengan tema yang lain.
Ketika hamil anak pertama, lalu kemudian lahir anak kedua, keinginan yang kuat itu masih tetap ada. Selalu ada. Keinginan itu yang kerap muncul, sering juga dibarengi rasa bersalah kepada anak-anak ketika saya harus meninggalkan mereka demi memenuhi kewajiban saya. Rekan-rekan kerja meyakinkan bahwa seiring waktu berlalu, anak-anak semakin besar, saya tidak akan lagi kesulitan dengan peran saya sebagai ibu.
Yaaaahhh....mau dikata apa lagi, saat ini hasrat hati saya memang belum bisa terpenuhi, sehingga dalam bio twitter saya menulis: Maunya jadi full time mother.

Baca Ulas: Mecca, I'm Coming! Karya Salamun Ali Mafaz

Mecca I'm Coming by Salamun Ali Mafaz My rating: 3 of 5 stars Tokoh utamanya Eddy dan Eni dari Desa Timpik. Eddy seorang pemuda biasa...