Opening:
Saya gagal menangin kuis! Tapi saya harus mupon (baca: move
on), jadi……..saya akan ikutan kuis selanjutnya! Dan berdo’a yang banyak, siapa
tahu Mak Dwi khilaf dan menangin saya…. (Berdo’a mulai).
Intinya:
Ketika diminta menceritakan bacaan pertama atau buku yang
pertama kali dibacakan, saya langsung teringat buku PAK TOPO DAN KELEDAI. Buku apa
itu?
Sejak kecil bahkan sejak belum bisa membaca, mamah sudah
rajin membelikan saya buku, dan salah satu buku pertama yang masih saya ingat
adalah buku tentang Pak Topo dan Keledai. Waktu itu mamah membacakan ceritanya
dengan sangat sabar per halaman dan membiarkan saya meresapi ilustrasi yang ada
di halaman tersebut. Sehingga sodara-sodara... bukan sulap bukan sihir, di usia saya yang waktu itu belum genap empat tahun, saya bisa "membacakan" isi buku tersebut kepada teman-teman saya (anak tetangga sebelah rumah) dengan tepat. Tepat itu maksudnya saya tahu halaman satu itu kalimatnya apa saja dan seterusnya sampai halaman terakhir. Jadi....ternyata kesabaran mamah membacakan buku itu menghasilkan saya yang bisa hapal seluruh isinya. Cukup ya untuk pendahuluannya, sekarang kita bahas bukunya deh.
Pak Topo dan Keledai, kisah ini diawali dari kegiatan Pak Topo, seorang petani yang suka membawa hasil pertaniannya ke pasar menggunakan keledai (keledai ya, bukan kedelai). Pada suatu ketika, rombongan Pak Topo dan keledainya seperti biasa sedang menuju pasar, dan ketika sedang beristirahat di bawah pohon.....wait................ ini kenapa tiba-tiba ingatan saya gak beres nih, kenapa dalam memori saya tentang Pak Topo ada rombongan gajah perang dengan burung gagak???!!! ini kenapa? Pak Toponya kemana?
Gagak dan gajah itu buku lainnya yang saya punya ketika kecil bersamaan dengan buku pak Topo. waduuhhh ini kenapa tetiba saya jadi lupa ya ceritanya? jadii......
Jadi....demikianlah cerita Pak Topo dan Keledai yang sedang kolaborasi dengan Gagak dan Gajah. Saya lupa..hiks T_T #Ngetuk-ngetukMejaSiapaTahuMemoriSayaBalik
Bagaimana kalo kita bahas buku yang saya baca pertama kali hasil saya beli sendiri dari uang yang saya dapat pas Lebaran, mau ya? oke gini...
Liat dong, bukunya jadul gitu ya tampilannya, sadis..udah semacam ada kerut2 tanda penuaan pada bukunya :p |
Ini dia bukunya, STOP judulnya Melacak Gerombolan Pemburu Liar. Buku cerita detektif anak-anak ini berkesan buat saya, karena buat saya ini adalah buku yang saya peroleh dari cucuran keringat saya. cucuran keringat ketika ngantri di depan uwak, bibi, paman, dan seluruh keluarga besar yang dengan baiknya membagikan uang-uang kertas baru ketika Lebaran. Dari situ saya bisa mengambil pelajaran bahwa untuk mendapatkan uang baru, kita harus memperbanyak Lebaran.
Oke...balik lagi ya.. STOP ini adalah gabungan huruf dari nama depan anggotanya. S (Sporty, anak yg digambarkan bertubuh jangkung dan jago olahraga) T (Thomas, anak pinter yang GoPal alias Jago haPalan) O (Oscar, anak orang kaya pengusaha coklat yang bertubuh gemuk) P (Petra, gadis cantik yang diam-diam disukai Sporty). Mereka adalah anak-anak kelas 9 di Jerman sana, umurnya 13 tahun. Baidewei, tadi pagi saya iseng buka-buka lagi buku ini dan saya jadi bertanya-tanya, mengapa di usia mereka yang baru 13 tahun mereka digambarkan begitu dewasa? terutama untuk tokoh Sporty. Selama membaca buku ini (dulu) saya selalu lupa kalau mereka itu berusia 13, dalam pikiran saya mereka berusia 15 atau 17 tahunan. Nanti pulang dari kampus saya re-read deh buku ini.
Pada judul melacak gerombolan pemburu liar ini, Sporty dan teman-temannya berusaha menggagalkan upaya penjualan binatang-binatang langka yang dilakukan oleh para pemburu. Seru sih ceritanya, karena saya juga baca Sapta Siaga, Lima Sekawan dan Trio Detektif...saya suka mengkhayal bisa memecahkan kasus-kasus seperti mereka. Dan dulu, kalau habis baca...saya suka penasaran, dalam bentuk nyata, seperti apakah sosok tokoh-tokoh yang ada di buku ini, kenapa? karena ilustrasi di buku ini tidak serapih ilustrasi yang ada di buku Sapta Siaga misalnya.
Menulis ini jadi semacam nostalgia... makasih mak Dwi, saya jadi kangen buku-buku lama saya........
Ending:
Saya mau mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa karena akhirnya wi-fi kampus nyala, dan saya bisa nemu foto buku STOP di laptop (saya baru ingat, beberapa tahun lalu pernah memotret sisa-sisa buku dari masa kecil saya).
Semoga tulisan ini mencapai minimal 300 karakter, saya gak ngitung sih...tapi kayanya sih nyampelah 300 mah ya..
Ini ditulis dan dipostingnya real time, jadi kejadian lupa cerita Pak Topo itu bukan rekayasa.
Ini ditulis dan dipostingnya real time, jadi kejadian lupa cerita Pak Topo itu bukan rekayasa.
Oke....Sekian
Terima kasih sudah membaca ^^
7 komentar:
Da aku mah pembaca apa atuh, foto bukunya aja ngambil di gugle padahal mah nangkring di rak buku. Tapi di rumah. Da aku mah bukan superman x))
Itu juga pas lagi ngetik, inget perasaan pernah motret buku ini....senengnya, semacam bisa bernapas dalam lumpur lah tant...
Da aku mah buat perumpamaan apa atuh :p
Belum pernah baca STOP sepertinya T_T Duh aku mah pembaca apa...
Eh Mak penasaran nih Pak Toto dan Keledainya ceritanya gimana si? Kayaknya belum pernah dengar ._.
Jadi...dari hasil mengais-ngais ingatan aku ya mak..
Cerita Pak Topo ini ngasih pelajaran bahwa kita harus menghargai orang yang selalu membantu kita, dalam kisah ini pak Topo harus belajar menghargai keledai2nya. Bagaimanapun mereka tetaplah makhluk hidup.
Pak Topo ini suka mukulin keledainya mak, sampe akhirnya keledainya eneg gitu..pas pak Topo celaka, dia jatuh ke parit.. keledainya gak mau nolongin. Kata keledainya, kami suka dipukulin sama kamu, sekarang kami gak mau nolong kamu. Akhirnya pak Topo sadar ma kelakuannya dan menyesal.
Gitu mak. Apa mau tau juga cerita Gagak dan Gajah? :)
STOP itu seru kok mak, semacam Sapta Siaga di Inggris, Trio Detektif di Amrik, mereka mah dari Jerman.
Da aku mah pembaca apa atuh bahkan gak bsa inget buku apa itu yang diobrak-abrik jaman toddler dulu :((
Bukunya mah, :)) masih ada itu semua?
Yang masih ada tinggal STOP aja.... minat sis? *berasa lg jualan onlen :))
Posting Komentar